PESHAWAR, KOMPAS.com -
Militer Pakistan, Kamis (23/4/2015), mengklaim telah menewaskan
sedikitnya 47 militan Taliban dalam dua hari serangan udara yang
merupakan bagian dari operasi terhadap pemberontak yang dimulai tahun
lalu di wilayah barat laut negara itu.
Serangan terbaru itu
menghantam daerah Datta Khel di distrik suku di Waziristan Utara, dekat
perbatasan Afganistan, yang dianggap sebagai basis pemberontak Taliban.
Di masa lalu daerah tersebut telah berulang kali menjadi sasaran pesawat
tak berawak AS.
"Sebanyak 22 teroris tewas dalam serangan udara
yang tepat sasaran tadi malam di sebuah daerah di dekat Datta Khel di
Waziristan Utara," kata militer dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Militer
telah meningkatkan tanggapannya terhadap pemberontakan kaum militan
Islam Pakistan, yang telah merenggut puluhan ribu nyawa warga sipil
sejak 2004 ketika Al Qaeda dan militan Taliban melarikan diri dari
Afganistan ke daerah suku tersebut.
Serangan hari Kamis itu
terjadi sehari setelah 20 gerilyawan tewas di lembah Tirah di distrik
suku Khyber, di mana kelompok-kelompok Taliban dan Lashkar-e-Islam
Pakistan memiliki basis pertahanan.
"Dalam serangan udara yang
tepat sasaran di Tirah, Khyber, hari ini, 20 teroris - termasuk tiga
pengebom bunuh diri, tewas. Merusakan persembunyian teroris termasuk
amunisi dan ransum mereka," kata militer dalam sebuah pernyataan pada
Rabu malam.
Dalam insiden lain pada Rabu larut malam, militer
mengatakan telah menewaskan lima gerilyawan dalam operasi pencarian di
daerah Shakto di distrik suku di Waziristan Selatan.
Khyber
merupakan salah satu dari tujuh distrik suku otonom di sepanjang
perbatasan barat pegunungan Pakistan, yang menjadi sarang kaum militan
Islam setelah invasi pimpinan AS di Afganistan tahun 2001.
Militer
memulai serangan terbaru di Khyber pada Oktober 2014, empat bulan
setelah serangan berdarah Taliban di bandara Karachi yang mengakhiri
pembicaraan damai dan memicu operasi serupa dimulai di distrik
Waziristan Utara.
Serangan udara, artileri, mortir dan pasukan
darat telah digunakan untuk mengambil kembali wilayah itu. Kedua daerah
konflik itu tak dapat dijangkau wartawan sehingga sulit untuk
memverifikasi jumlah dan identitas mereka yang tewas.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar